Kamis, 04 Oktober 2012

Tentang DIriku Dan Desaku

Mungkin bagi sebagian orang pergi kenegara adidaya, negara kincir angin,negara sakura,negara jiran serta negara lain di dunia sana merupakan sebuah kebanggaan yang tak terkira. dengan sebuah alasan, mereka ingin melihat kemegahan bangunan buatan di negari lain sana. Kemegahan memang seperti emas dimata, sungguh menakjubkan. Tapi dari kehidupanku di desa yang ku pijak, mengajarkanku lebih dari emas melainkan arti kamus kehidupan, bagiku . . . Hidup Butuh Tantangan Dan Rintangan, Dengan Dua Hal Ini Buktikan Ke Dunia . . . Raga Kita Dan Hati Kita Tegar Dan Kuat Dengan Kuasa Tuhan DIsana.


Ketika kuk mencari di peta, desaku memang tidak mungkin tergambar disana. Sebuah desa kecil yang bernama "WARU". Kata orang nama itu diambil dari bunga pohon waru yang tumbuh di sekitar desa, Sebuah desa yang amat jauh dari keramain, kemegahan, dan kepadatan penduduk. Bagaimana tidak ??? Desa kecil itu harus tertakdirkan dikelilingi oleh sungai dan hutan. 
Disebelah utara dan barat kaya akan air sungai yang deras, sedangkan di sebelah selatan dan timur terdapat hutan, Sekarang baru terbayangkan oleh ku mengapa sebabnya desaku jauh dari keramaian dan kepadatan penduduk. Aliran sungai ketika musim penghujan, meluap dan mengalir deras. Seolah-olah menantang aku dan anak sekolah, nyawa dan nyali ini yg kan menjadi korban. Memang untk ke sekolah masih ada jalan lain, selain melewati sungai. tapi jalan ini tidak semudah terfikirkan, kita harus lewat jalan hutan yang sangat jelek dan tidak bisa dilewati kendaraan. jika jalan kaki membutuhkan waktu kurang lebih 1,5 jam. Jalan lain memang ada yang bisa dilewati menggunakan kendaraan, tetapi yang pasti lebih jauh. Karena harus melewati kecamatan lain dan jalannya sudah banyak yang rusak. Dngan kendaraan membutuhkan waktu kurang lebih 30 menit. Tp ya kalau jalan kaki ya 30 jam

Posisi desaku memang menyulitkan dalam sekolah, tapi aku tetap bangga dengan keasriannya, sawahnya,pemandangannya dan keramahan penduduknya. Guwe jamin dech di Amerika Serikat, Belanda, Jepang gak ada dech yang ngembarin desa aku, Gak percaya??? 
Aku bersyukur, didesaku mulai ada pembangunan. Sudah ada Mushola meskipun bukan Masjid, Bendungan meskipun bukan Jembatan, dan Cor Block meskipun bukan Jalan Aspal.

Tuhan terimakasih, kau telah menempatkanku di desa Waru ini, desa yang mengajarkanku arti
 perjuangan hidup .........................................

Tidak ada komentar:

Posting Komentar